Inovasi AI TranslateBhineka sebagai Media Pelestarian dan Promosi Budaya Bangsa

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

Oleh Nabila Apprilia Putri

ALAH limau dek binalu, hilang pusako dek pancarian. (Pepatah Minang)

Pepatah Minang tersebut memberikan arti filosofis bahwa kebudayaan asing seiring dengan perkembangan zaman diibaratkan seperti benalu yang dapat menjadi pengganggu dan penyebab hilangnya kebudayaan asli. Hal ini jika masyarakat dan generasi mudanya tidak mampu bersikap bijak untuk mempertahankan dan melestarikan budayanya.

Generasi muda atau saat ini lebih dikenal dengan Gen-Z, sepertinya rasa tanggung jawab untuk tetap melestarikan budaya sendiri sudah mulai pudar. Dapat kita lihat bahwasanya saat ini banyak dari Gen-Z yang lebih menyukai budaya luar dibandingkan budaya asli mereka. Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa mengikuti budaya asli adalah salah satu bentuk ketertinggalan zaman dan tidak mengikuti modernisasi. Ditambah dengan adanya perkembangan teknologi seperti sekarang membuat budaya asing begitu mudah masuk ke dalam lingkungan kita.

Gen-Z saat ini cenderung lebih suka mendengarkan musik k-pop, hip-hop, jazz, menonton drama Korea ataupun film Hollywood. Sebagai Gen-Z kita memang boleh menyukai budaya luar, tetapi kita tidak boleh sampai meninggalkan budaya sendiri yang sudah menjadi identitas kita sebagai bangsa Indonesia.

Di era globalisasi sekarang ini, segala aspek kehidupan kita sangat bergantung pada teknologi, mulai dari komunikasi, akses pembelajaran, pekerjaan, hiburan semuanya dapat diselesaikan dengan adanya teknologi. Oleh karena itu, kita dituntut agar bisa menguasai IPTEK dan terhubung ke dunia global. Salah satu cara untuk terhubung ke dunia global adalah dengan menggunakan media sosial. We Are Social telah membuat laporan yang menunjukan jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia adalah sebanyak 167 juta orang pada Januari 2023 dengan jumlah pengguna internet sebanyak 212,9 juta dengan rata-rata penggunaan internet selama 7 jam 42 menit setiap harinya dan penggunaan media sosial mencapai 3 jam 18 menit perhari. Dari data tersebut dapat disimpulkan semakin banyak pengguna media sosial, akan semakin banyak terjadi interaksi di dalamnya yang akan menghubungkan orang-orang dari berbagai negara.

Sebagai Gen-Z yang dikenal sebagai generasi yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi yang pesat, kita dapat memanfaatkan kelebihan media sosial tersebut sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke kancah dunia internasional, tetapi salah satu kendala yang harus kita hadapi adalah perbedaan bahasa. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan salah satu dampak positif kemajuan teknologi, yaitu AI (artificial intelligence) yang merupakan suatu kecerdasan buatan yang dibuat untuk meniru kemampuan berpikir layaknya manusia untuk mengatasi kendala perbedaan bahasa agar kita bisa memperkenalkan budaya kita ke kancah dunia melalui media sosial, seperti YouTube, Instagram, dan Skype.

Saat ini AI hampir digunakan dalam segala aspek kehidupan manusia, baik dalam hal pembelajaran, bisnis, kesehatan, budaya, dan lainnya. AI dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasahan di atas. AI Translator, yaitu AI yang berfungsi sebagai penerjemah suatu bahasa ke bahasa lainnya. Terdapat beberapa contoh AI Translator yang bisa kita gunakan sebagai penerjemah bahasa. Pertama, adalah Kapwing, pada AI ini terdapat sebuah fitur untuk memberikan terjemahan subtitle dalam bentuk teks berjalan pada video dengan berbagai bahasa secara otomatis. Pada Kapwing kita harus memasukan videonya terlebih dahulu ke dalam AI-nya, agar bisa diterjemahkan, karena AI ini tidak bisa terhubung otomatisdengan media sosial.

Kedua, adalah Skype, di dalamnya terdapat beberapa fitur seperti pesan ketikan, pesan suara, telepon, dan video call yang didukung dengan adanya kemampuan AI Translator yang dapat memberikan terjemahan secara live melalui telepon dan vidio call ke dalam bentuk teks dan audio. Dengan kehadiran AI ini pada aplikasi Skype, Gen-Z bisa memanfaatkan aplikasi ini sebagai media untuk kolaborasi budaya bangsa Indonesia dengan budaya bangsa lain. Sebagai Gen-Z kita bisa membuat suatu konten video wayang kulit, namun dengan cerita dari negara lain. Contohnya, pertunjukan wayang kulit yang membawakan kisah Robin Hood. Dalam hal ini terjadi kolaborasi antara budaya Indonesia dengan budaya Inggris. Kedua budaya tersebut dapat menggunakan Skype sebagai media komunikasi dan AI Translator sebagai penerjemah bahasanya, sehingga kedua negara mudah dalam bertukar pendapat, ide, dan berbagi informasi tentang budayanya masing-masing dan menghasilkan suatu karya seni pertunjukan yang unik dan keren, yang nantinya bisa diunggah pada media sosial, seperti YouTube dan Instagram.

Namun, sayangnya pada media sosial YouTube dan Instagram saat ini hanya tersedia AI Translator yang baru bisa menerjemahkan video ke dalam bentuk teks dan belum bisa digunakan pada live video. Oleh karena itu, diperlukan inovasi terbaru bernama TranslateBhineka, yaitu sebuah AI Translator yang menggabungkan kedua fungsi AI yang sudah ada sebelumnya. TranslateBhineka dapat terhubung secara otomatis pada YouTube dan Instagram yang nantinya mampu menerjamahkan suatu video, baik yang ditayangkan secara live atau melalui unggahan postingan pada media sosial tersebut ke dalam bentuk teks dan audio. Dengan adanya peningkatan tersebut, tentu membuat aplikasi YouTube dan Instagram lebih efisien digunakan sebagai media untuk memperkenalkan budaya Indonesia.

Dengan hadirnya inovasi AI TranslateBhineka, kita sebagai Gen-Z bisa memperkenalkan budaya kita ke kancah Internasional dengan membuat video tarian daerah, musik tradisional, pelaksanaan adat istiadat, tutorial membuat masakan daerah, dan video lainnya yang berhubungan dengan kebudayaan bangsa Indonesia. Tidak hanya itu, Gen-Z saat ini juga bisa bekerja sama dengan lembaga pemerintahan, seperti Kementrian Pendidikan, Kebudayaan atau Pariwisata untuk membuat liputan berbagai macam program budaya. Contohnya, pada saat acara adat “Batagak Pangulu” yang merupakan salah satu tradisi pengangkatan pemimpin kaum bagi masyarakat Minangkabau. Gen-Z bisa menawarkan jasanya kepada lembaga pemerintahan untuk membuat liputan seputar acara adat tersebut mulai dari tahapan acara adatnya, pakaian adat apa saja yang digunakan, kesenian apa saja yang ditampilkan, dan apa saja makanan khas yang disajikan pada acara tersebut. Nantinya liputan tersebut akan dijadikan sebuah video yang dapat dipublikasikan secara live ataupun diunggah melalui postingan pada media sosial, seperti YouTube dan Instagram.

Menggunakan TranslateBhineka, video tersebut dapat diterjemahkan secara otomatis ke dalam bentuk teks dan audio. Sehingga, budaya kita bisa dikenal dan dipahami oleh masyarakat dunia Internasional, tanpa harus datang langsung ke Indonesia untuk melihat proses acara adat tersebut.

Hal ini menunjukan bahwa Gen-Z memiliki peran penting dalam hal pelestarian dan promosi budaya bangsa, kreativitas Gen-Z menggunakan teknologi sangat diperlukan untuk melestarikan dan memperkenalkan warisan budaya kita di era digital. Saat ini banyak dari Gen-Z yang menggunakan media sosial untuk hal yang kurang bermanfaat, sekarang sedang tranding Gen-Z membuat konten video mukbang makanan pedas yang berlebihan hanya agar viral. Hal ini dinilai kurang bermanfaat karena akan menyebabkan terjadinya masalah pada kesehatan. Dengan adanya TranslateBhineka, Gen-Z bisa menggunakan media sosial mereka untuk membuat konten promosi budaya bangsa. Dimulai dari hal yang sederhana, kita sebagai Gen-Z bisa membagikan cuplikan video pada postingan story media sosial kita, seperti prosesi turun mandi, pacu jawi, makan bajamba, dan lainnya. Walaupun hanya cuplikan, tetapi setidaknya sebagai Gen-Z kita sudah bisa memanfaatkan media sosial untuk hal yang lebih bermanfaat.

Jadi, pada intinya kita sebagai Gen-Z yang akan menjadi penerus bangsa untuk generasi selanjutnya harus memiliki rasa tanggung jawab untuk menghargai, memahami, mempertahankan, dan memperkenalkan budaya kita kepada dunia. Kita harus mampu memilah setiap kebudayaan asing yang masuk ke dalam bangsa kita. Jangan sampai dengan hadirnya kebudayaan asing tersebut, membuat kita Gen-Z melupakan dan meninggalkan kebudayaan asli kita. Sebagai Gen-Z, hendaknya kita dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mempromosikan dan melestarikan budaya. Selain itu, juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara kita. Membentuk generasi muda yang modern dan berbudaya, karena bangsa yang dihargai itu adalah bangsa yang berbudaya. (*)

Sumber Rujukan:

Asteria, P. V. & Nofitasari, A. (2023). Wujud Budaya Indonesia Sebagai Pemantik Motivasi Belajar Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing. Wacana. Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran, 7(1), 61-71.

Darmoyuwono, W., Pramono, R., & Wella, W. (2020). Implementasi portal pengenalan budaya Indonesia iBudaya. id. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 3, 52-59.

Putra, W. A. P., Azizah, R. N., Widiani, D. A. M. M., & Parwita, G. B. S. (2022). Gagasan Generasi Millenial dalam Mempertahankan Budaya Tradisional dalam Masa Transisi Era Society 5.0 yang semakin berkembang pesat di Era Globalisas. Prosiding Pekan Ilmiah Pelajar (PILAR), 2, 134-142.

Nabila Apprilia Putri
Siswi SMAN 1 Payakumbuh. Lahir di Kota Payakumbuh, 25 April 2007. Aktif dalam ekstrakurikuler KIR FOKUS dan Olimpiade Informatika. Esainya pernah meraih 10 terbaik dalam Lomba Apresiasi Museum Tingkat Pelajar SMA/sederajat se-Luak Limo Puluah (Kab. Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh) Festival PDRI (2022). Juara 1 Lomba esai tk. Nasional Mechanical Creativity Unand (2023), dll.

Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Google Play atau APP Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca