Berbagi Inspirasi Menulis: “Dari Jogja untuk Indonesia”

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

Oleh Dra. R.R. Ayu Dewi Widowati

SAYA dilahirkan sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Ayah dan ibu saya pernah menjadi guru, meskipun bukan pegawai negeri sipil (PNS). Jalan hidup membawa saya juga menjadi guru, dan itu sangat saya syukuri. Semua adalah karunia terindah dari Allah Swt.

Sejak kuliah pada 1987, saya sudah mencoba mengajar ekstrakurikuler PMR di SMKK Negeri Yogyakarta hingga tahun 1994. Setelah itu, saya mengabdi menjadi dosen AKS-AKK dari tahun 1994—1998. Alhamdulillah, sejak 1995 sampai sekarang, saya menjadi guru di madrasah.

Sejak kecil, saya mempunyai hobi 5M, yaitu membaca, menulis, memasak, menyanyi, dan menari. Saat ini, hobi yang masih saya tekuni salah satunya adalah menulis. Saya mulai menulis dan mengirimkan karya ke surat kabar sejak masih duduk di bangku SMP Negeri 5 Yogyakarta. Bahagia sekali rasanya saat nama saya tercantum di halaman koran ketika karya saya lolos di meja redaksi.

Sejak itu, saya seperti kecanduan menulis di media massa. Saya gigih mencari koran, majalah, atau tabloid, yang kira-kira bisa saya tembusi dan dapat berkontribusi di dalamnya. Mulailah saya menulis surat pembaca, humor, pengalaman-pengalaman inspiratif, pengalaman lucu, tips dan trik memasak, ide-ide praktis, serta lainnya.

Beberapa media pernah memuat tulisan saya, seperti Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Republika, Harian Jogja, Tribun, Nova, majalah Kartini, Candra, Hidayah, Djaka Lodang, dan lainnya. Saya merasa senang menulis dan membagikan ilmu, pengalaman, serta hal-hal yang bermanfaat. Tujuannya, mudah-mudahan menginspirasi dan memotivasi banyak orang.

Tahun 2018 adalah tahun bersejarah bagi saya karena pada saat itu buku tunggal yang saya tulis terbit ketika usia saya genap setengah abad. Seperti impian saya ketika itu, saya ingin mempunyai karya buku tunggal ketika usia beranjak 50 tahun. Alhamdulillah, buku bunga rampai SST berjudul Isakuiki dan kumpulan cerpen/cermin Mas Paijo berhasil diterbitkan.

Yang membanggakan adalah buku itu diluncurkan di kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi DIY, bertepatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2018, dihadiri pejabat Dinas Pendidikan dan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, juga para wartawan, dan penulis, serta tamu undangan lainnya.

Tanggal 2 Mei juga merupakan tanggal lahirnya majalah Candra Disdikpora DIY, tempatku bertugas sebagai tim redaksi. Allah Mahabijaksana, di saat itu saya hanya ingin punya pengetahuan tentang tulis-menulis dan jurnalistik, malah mendapat bonus diberi kesempatan untuk mengikuti diklat jurnalistik oleh kantor Disdikpora DIY.

Sejak tahun 2014 saya aktif menjadi tim redaksi majalah Candra. Di situ kemampuan tulis-menulis saya kembali terasah, apalagi di kantor saya, MTs Negeri 1 Yogyakarta, saya juga pernah menjadi staf humas serta wakil kepala humas.

Saya pun tergabung di WA grup humas Kanwil Kemenag Provinsi DIY. Saya sangat bersyukur bergabung di komunitas menulis yang sefrekuensi dengan hobi saya.

Awal tahun 2020, tepatnya Maret 2020, sesuatu yang tak pernah kami duga sebelumnya terjadi, yaitu kami harus mengalami situasi pandemi Covid-19 akibat virus corona.

Semua sektor terimbas dengan adanya wabah ini, terutama sektor pendidikan. Sejak awal Maret 2020, saya sudah menulis beberapa buku antologi, lalu saya pun mengajak siswa yang punya hobi menulis. Alhamdulillah, ada dua siswa MTs Negeri 1 Yogyakarta membuat dua novel berjudul Ada Senyum Manis di Kopi Pahitku, dan Syair Sendu untuk Kirana. Saya diminta menjadi editor buku itu.

Selain para siswa, saya juga mengajak orang tua, guru, kepala madrasah, pengawas, pegawai tata usaha, pengurus komite, anggota dharma wanita Kemenag DIY, dan penghulu untuk menuliskan pengalaman mereka lalu diterbitkan menjadi buku ber-ISBN. Alhamdulillah, 60 buku antologi terbit di masa pandemi dengan peserta dari DIY dan wilayah lainnya di Indonesia.

Sejak saat, nama saya mulai dikenal sebagai penulis dan beberapa kali diminta menjadi narasumber di berbagai kegiatan menulis, baik di komunitas penulis, secara online maupun offline. Saya juga pernah diminta mengisi acara di radio MQFM tentang inspirasi literasi. Sekarang pun banyak guru madrasah maupun para pengawas yang meminta saya mendampingi pembuatan buku antologi mereka. Tugas saya selain menjadi kontributor, editor, inspirator, juga motivator kepenulisan.

Saya diminta menjadi editor pembuatan buku antologi 63 kisah alumni peserta Training 21 One Days to be Transhuman dan The7Awareness di Rumah Kesadaran Indonesia. Buku itu berjudul Dan Langit pun Tersenyum.

Dari produktivitas itu beberapa penghargaan saya dapatkan, di antaranya Penulis Paling Produktif di Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi) tahun 2018, Guru Inspiratif dalam Menulis (2020), Juara 1 Karya Buku Antologi saat peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2020, dan prestasi terakhir yang saya dapatkan adalah Penghargaan Apresiasi Guru Berprestasi sebagai Penggerak Literasi Guru oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada 29 September 2019 yang diberikan di MAN 1 saat Menag ada kunjungan kerja di Yogyakarta.

Semuanya saya niatkan untuk ibadah kepada Allah Swt. Sesuai dengan moto hidup saya “Ingin menjadi manusia bermanfaat bagi orang lain”. Insyaallah. Semoga dimudahkan. Amin. (*)

Dra. R.R. Ayu Dewi Widowati, lahir di Yogyakarta, 29 Mei 1968. Saat ini ia mengajar di MTs Negeri 1 Yogyakarta. Selain mengajar, kesibukan lainnya mengelola majalah Candra Disdikpora DIY sejak 2014 sampai sekarang, menjadi pengurus Pergumapi (Persatuan Guru Madrasah Penulis), tergabung di komunitas Easy Writing dan menjadi editor di Azkiya Publishing Bogor. Kecintaannya pada dunia tulis-menulis telah menghasilkan dua buku tunggal Bunga Rampai SST dan kumpulan cerpen/cermin berjudul Mas Paijo. Ia juga sudah menerbitkan buku antologi bersama sekitar 65 judul. Mimpinya ingin punya 100 buku. Ia dapat dihubungi di Instagram: ayuhatmodjo, Facebook: Ayu Dw, Surel: ayudewi@pergumapi.or.id.

Untuk keterbacaan teks dan tampilan yang lebih baik, sila unduh aplikasi Majalah Elipsis di Play Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis (Instagram).

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

One thought on “Berbagi Inspirasi Menulis: “Dari Jogja untuk Indonesia”

  • 18 Juni 2022 pada 10:11 pm
    Permalink

    Perjalanan karir menulis yang sangat indah, mengalir tenang dan sangat menyejukkan hati untuk akhirnya mampu menginspirasi. Salam literasi untuk Bunda Ayu Dewi Widowati. Barakallahu fiik.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca