Oleh Isnawati Miladiyah
TULISAN ini muncul lagi setelah sekian lama saya tidak menulis tentang pendidikan keagamaan. Sebenarnya, darah untuk berdakwah sudah dimulai sejak remaja, tetapi saya berusaha berkompromi dengan keadaan, sebagai seorang perempuan biasa yang berusaha untuk bisa sebagai pendengar, dan mendengarkan pengajian-pengajian serta membaca buku untuk menambah ilmu pengetahuan.
Manusia memiliki kewajiban sebagai khalifah fil ard, artinya sebagai pemimpin di bumi, baik pemimpin bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Di tahun 2002 sampai 2005 saya pernah menjadi guru agama di sebuah SMK Negeri. Saat itu, saya sering menyampaikan perihal keagamaan kepada siswa-siswi saya. Apalagi di saat pesantren kilat di bulan Ramadan.
Sebagai orang yang mengalami masa lalu dan masa kini (era milenial) seperti sekarang ini, kita dituntut untuk dapat beradaptasi. Namun, adaptasi yang dimaksud adalah adaptasi menuju kebaikan. Misalnya, dahulu adaptasi kita disesuaikan dengan kondisi kita, bisa berdakwah dari mulut ke mulut, sekarang kita menggunakan berbagai sarana, media sosial misalnya. Niat kita adalah dapat berdakwah baik untuk kalangan mana saja.
Pada tanggal 2 Desember 2018, muncul di Facebook saya tentang pengisian kajian di PKK Dawis Pir 2, kebetulan saya sebagai ketua Dawis tersebut. Dalam kajian itu saya menyampaikan bahwa “Allah Swt. akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu” yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al Mujadalah ayat 11, yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, ‘Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,’ maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Mujadalah: 11).
Allah Swt. sebenarnya sangat sayang terhadap hamba-Nya, baik laki-laki maupun perempuan. Keduanya memiliki derajat yang sama di hadapan Allah Swt. Allah tidak membeda-bedakan mereka, baik dalam hal keimanan maupun keilmuan.
Dalam hal keimanan, semuanya memiliki kewajiban untuk memenuhi rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah Swt., iman kepada malaikat-Nya, iman kepada Kitab-Nya, iman kepada Rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah Swt.
Dengan beriman atau percaya kepada Allah Swt. kita selalu berusaha berbuat kebaikan karena merasa diawasi dan dilihat oleh Allah Swt. Hati kita akan menjadi tenang apabila kita sudah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Beriman kepada malaikat, bahwa ada makhluk ciptaan Allah Swt. yang bernama malaikat yang diciptakan dari cahaya, yang tidak memiliki nafsu dan tugasnya adalah sesuai perintah Allah Swt. Malaikat tidak pernah membangkang kepada Allah. Ada malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Munkar, Nakir, Raqib, Atid, Ridwan, dan Malik. Mereka menjalankan tugas yang diberikan Allah Swt. semaksimal mungkin.
Beriman yang ketiga adalah iman kepada Kitab-kitab-Nya. Allah Swt. telah menurunkan kitab Zabur kepada Nabi Daud a.s, kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s, kitab Injil kepada Nabi Isa a.s, dan kitab Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad s.a.w. Sebagai muslim, sampai saat ini kita selalu berpegang kepada Al-Qur’an karena kita sangat yakin bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup.
Beriman yang keempat adalah kepada Rasul. Allah Swt. telah menunjuk insan-insan mulia sebagai panutan kita, yaitu rasul-rasul Allah Swt. Ada 25 rasul, dimulai Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad s.aw. Nabi Muhammad adalah Rasul yang terakhir sampai akhir zaman. Itu wajib kita percayai sebagai wujud bahwa kita termasuk orang beriman.
Selanjutnya, iman kepada hari kiamat. Kita sangat yakin bahwa kehidupan di dunia ini fana. Kehidupan abadi adalah di akhirat nanti. Ada hari kiamat sebagai akhir dari kehidupan dunia. Dengan keyakinan tersebut menjadikan kita untuk selalu beribadah dan menjalankan perintah Allah Swt.
Yang terakhir adalah iman kepada qadha dan qadar Allah Swt. Allah Mahakuasa yang telah menentukan takdir kita baik sebelum kita ada di dunia, juga saat kita berada di dunia. Allah menentukan takdir kita, kapan lahir, siapa jodohnya, apa rezekinya, dan kapan wafatnya. Semua sudah ditentukan Allah Swt.
Sedangkan dalam hal keilmuan, Allah Swt. juga tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Untuk menjadi orang berilmu banyak cara dapat dilakukan, apalagi di zaman serba canggih seperti sekarang ini.
Lembaga pendidikan bermunculan di mana-mana, juga perguruan tinggi. Kita dapat memilih lembaga pendidikan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan kita. Kita juga dapat belajar dari kursus-kursus atau dalam kegiatan keorganisasian dan kemasyarakatan. Jadi, tidak hanya pendidikan formal. Kita dapat memanfaatkan ilmu yang didapat dari ilmu dan teknologi canggih yang sudah membumi sekarang ini.
Ibu rumah tangga juga dapat belajar dari rumah tentang berbagai hal. Perempuan juga sudah sejajar dengan laki-laki untuk menuntut ilmu. Sebagaimana hadis yang sering kita dengar, yaitu Thalabul ilmi fariidhatun ‘ala kulli muslim wa muslimah yang artinya mencari ilmu adalah kewajiban setiap orang Islam baik laki-laki ataupun perempuan. Seorang perempuan juga dapat menuntut ilmu setinggi-tingginya. Allah Swt. akan menjamin akan mengangkat derajat orang itu, baik di dunia dan akhirat.
Di dunia dia akan lebih dihargai oleh orang-orang di sekitarnya karena dia memiliki ilmu yang tinggi. Dia tidak akan diremehkan akan kebodohannya, karena sekarang dia sudah pintar dan berilmu. Dia akan disuruh menyampaikan siraman rohani ataupun ilmu-ilmu lainnya yang sesuai dengan keahliannya.
Demikianlah pentingnya orang beriman dan berilmu. Kita dapat merasakan manfaat dari kedua hal tersebut, yaitu: Pertama, merasakan ada ketenangan karena kita hanya percaya kepada Allah Swt. sebagai sesembahan kita. Kedua, dengan mempercayai rukun iman dan pengetahuan tentang itu, kita akan selalu berhati-hati dalam melangkah. Ketiga, dengan beriman dan berilmu derajat kita diangkat oleh Allah Swt. sebagai orang yang baik dan dipercaya dalam masyarakat, dan Keempat, dengan beriman dan berilmu kita dapat mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.
Semoga kita termasuk orang-orang beriman dan berilmu serta diangkat derajat oleh Allah Swt. dan selalu mendapat kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat. Aamiin yaa rabbal ’aalamiin ….
Hj. Isnawati Miladiyah, S.Ag., M.Pd. Lulusan MIM, MTsN, MA (Ponpes), STAIN, dan S2 IAIN. Artikelnya yang pernah terbit di media massa, di antaranya: Managemen Qalbu, Ibu Filter bagi Anak (2011) di Radar Banyumas, Pesan untuk Kaum Hawa, Perlu Pahami Psikologi Pranikah (2011) di Radar Banyumas, Meneladani Karakter Nabi Muhammad dalam Gerakan Sumpah Pemuda (lenteracendekia.wordpress.com, 2020), dan lainnya.
Untuk keterbacaan teks dan tampilan yang lebih baik, sila unduh aplikasi Majalah Elipsis di Play Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis (Instagram).