Tokoh Literasi Bachtiar Adnan Kusuma Bukukan Sosok dan Kiprah Orang-Orang Sulsel yang Sukses di Perantauan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

Pengantar: Menyambut Pertemuan Saudagar Bugis Makassar ke XXIV Tahun 2024 yang akan berlangsung di Hotel Sheraton, Makassar, kami menurunkan sebuah tulisan tentang Tokoh Literasi Nasional, Bachtiar Adnan Kusuma, yang rajin membukukan sosok dan kiprah orang-orang Sulawesi Selatan di perantauan sejak tahun 1995 sampai sekarang. (Redaksi)


BACHTIAR Adnan Kusuma adalah tokoh literasi Indonesia yang telah berkiprah selama 26 tahun konsisten dan kukuh menggerakkan ekosistem literasi di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.

Penulis buku tokoh-tokoh nasional asal Sulawesi Selatan yang berkiprah di panggung nasional ini, memulai kariernya sebagai penulis buku biografi tokoh pada 1995 di Kota Makassar, kemudian hijrah ke Ibu Kota Jakarta selama bertahun-tahun menekuni dunia perbukuan nasional dan menggerakkan pembudayaan minat baca di Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Kotamadya Jakarta Barat.

Bachtiar Adnan Kusuma dikenal sebagai jurnalis freelance di berbagai media nasional. Sebelum memutuskan berhenti dari profesinya sebagai jurnalis, ia kemudian mendirikan lembaga penerbitan buku pada 1995.

Ia aktif menulis di berbagai media nasional, di antaranya majalah Amanah dan Kartini, Panjimas, tabloid Jumat, Fakta, Suara Hidayatullah, Pedoman Rakyat, Harian Fajar, dan majalah Estafet sejak 1989—1995.

Saat pertama kali berdiri harian umum Republika, Bachtiar Adnan Kusuma menjadi reporter magang untuk wilayah Jabotabek pada 1996.

Pengalaman panjang menekuni penulisan tokoh di berbagai majalah, tabloid, dan Harian Fajar, ia memusatkan diri menulis buku tokoh-tokoh nasional asal Sulawesi Selatan dan tokoh di luar Sulawesi Selatan, di antaranya Ketua DPR RI Dr. A.A. Baramuli, S.H., Jaksa Agung Letjen TNI Andi Muhammad Ghalib, S.H., M.H., Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI AU Alimunsiri Rappe, Pendiri Matahari Group Hari Darmawan, Gubernur Kaltim Suarna Abdul Fattah, Gubernur Kalsel Syahriel Darham, Gubernur NTT Piet Alexander Tallo, Gubernur Papua Yap Solossa, Gubernur NTB Harun Al-Rasyid, Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, Gubernur Sulut A.J. Sondakh, Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang, Gubernur Sulsel Mayjen TNI HZB. Palaguna, Mayjen TNI H.M. Amin Syam, Dr. H.Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.H., dan Pengusaha Bali Masrur Latanro.

Selain itu, buku biografi Bupati Paser H.M. Ridwan Suwidi, Bupati Penajam Paser Utara Yusran, Wali Kota Samarinda H.M. Abdul Waris Husain, Bupati Kutai Timur Mahyuddin, Bupati Kotawaringin Timur H.M. Wahyudi Kasyful Anwar, dan ratusan Bupati dan Walikota di Indonesia, politisi Hamka Yandhu, Nurdin Halid, H.M. Amir Uskara, Hakim Agung Andi Syamsu Alam, Dr. Arifuddin, M.M., Pendiri Handayani Group Mohammad Alifuddin, Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Jafar Hafsah, dan Oesman Sapta Oddang.

Succes Story Menulis Biografi Tokoh” adalah sebuah pembuktian bahwa menulis kisah-kisah sukses dari tokoh-tokoh motivasional juga menjadi resonansi sukses bagi penulis. Setidaknya itulah untaian kesuksesan yang akan jadi kilauan permata untuk dipetik dalam berbagai tulisan yang ditulis Bachtiar Adnan Kusuma ini.

Menurut akademisi Herman Lilo, S.Sos., M.Si., Bachtiar Adnan Kusuma sebagai penulis telah menuai banyak makna dalam hidup yang sejenak ketika takdir mempertemukannya dengan banyak orang hebat.

Pembaca menggali kisah-kisah hebatnya dalam tutur bahasa buku. Lantas, menghidangkan medium buku untuk berbagi kisah hebat itu meski tanpa harus bersua muka.

Bachtiar Adnan Kusuma dan buku yang ditulisnya sering menjadi pemantik bagi penulis-penulis pemula maupun senior yang tertarik menulis buku biografi tokoh, baik sebagai ghost writers maupun penulis dengan by line.

Bachtiar menyingkap diri yang lahir dari rahim seorang ibu “petarung”. Pejuang keluarga dengan usaha pedagang kelontongan yang tertatih, berasal dari Sengkang, Cikoang.

Ia mengaku, ibulah yang menularkan kegigihan perjuangannya sampai dapat menulis ratusan judul buku. Figur keluhuran cinta Hj. Baeduri Daeng Ngimi, ibunda yang telah menggenapkan tugasnya hingga wafat pada tanggal 25 Agustus 2013.

Selain itu, daya magic produktivitas menulis dari Bachtiar Adnan Kusuma tak lepas dari peran Ani Kaimuddin Mahmud, istri salehah yang menjadi perhiasan hidupnya. Baginya, sang istri sekaligus sahabat setia dalam menulis, selalu melengkapi, menggenapkan segala rupa yang kurang. Sang istri seperti penjaga arah untuk senantiasa on the track berada di jalur yang lurus dan beradab serta erat mendekap erat amanah.

Energi yang paling bertenaga memantapkan jalannya sebagai penulis datang dari anak-anak Bachtiar Adnan Kusuma. Mereka adalah butiran matahari yang terang, yakni dr. Dea Ambarwati Kusuma, S.Ked., dr. Mulafarsyah, S.Ked., Ria Atmaranti Kusuma,S.Psi., Safwan Ariyadi Kusuma, Farhan Alfarisi Kusuma, dan cucunya Zakira Talita Delaparsya.

Profesi penulis yang tak terpisahkan tugasnya sebagai ayah dan nahkoda keluarga, tidak berlebihan baginya jika digelari “wonderful father”.

Tentang mimpi 7.000 perpustakaan berupa room to read dari seorang John Wood telah membuka peta jalan literasi yang disusuri pada lebih dari separuh hidup Bachtiar Adnan Kusuma.

Misi sosial yang diemban untuk mendorong pembudayaan literasi menjadikan setiap detik waktunya menjadi sangat berharga. Oleh karena itu, Bachtiar Adnan Kusuma harus sangat disiplin dalam manajemen waktu. Belum lagi dirinya harus menuntaskan project penulisan buku yang antre di dalam daftar tunggu (mengutip tulisan Budayawan Sulsel, Yudhistira Sukataya).

Penerima penghargaan Pin Emas tiga kali berturut-turut dari Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, sebagai Penggagas dan Motivator Perpustakaan Lorong Makassar, Tokoh Peduli Pendidikan dan Ketua LPM Terbaik 1 Kota Makassar, juga penerima penghargaan dari Bupati Maros sebagai Penggerak Literasi Kabupaten Maros, penerima penghargaan dari Ketua DPRD Maros sebagai Ketua Tim Penyusun Ranperda Literasi Kabupaten Maros, Penerima Penghargaan dari Bupati Jeneponto Iksan Iskandar, Penerima Parmusi Award, Penerima Penghargaan Anugerah Iqra IKA BKPRMI Mosque Literacy Award, dan Penerima Penghargaan sebagai Tokoh Literasi dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Atas kiprah dan pergulatannya di panggung literasi Indonesia, Perpustakaan Nasional RI menganugerahkan Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI sebagai Tokoh Pegiat Literasi, kategori Masyarakat.

Selain itu, Bachtiar Adnan Kusuma menulis empat judul buku Bupati Jeneponto Drs. H. Radjamilo, M.P. Ia juga menulis buku biografi Drs. H. Iksan Iskandar, M.Si.

Bachtiar Adnan Kusuma juga merintis perpustakaan desa di Kabupaten Jeneponto pada 2007, mentor, dan fasilitator Indonesia Pintar yang telah mengantarkan Kabupaten Jeneponto menerima Motor Pintar dari Ibu Ani SBY.

Idealisme Bachtiar Adnan Kusuma sebagai penulis tidak hanya berorientasi uang, tetapi ketika niat dipatrikan ingin menjadi insan pembelajar sebagai penulis jalan akan dimudahkan Tuhan.

Sebagai resep kunci dalam menulis buku harus dimulai dari niat yang kuat. Produktivitas dan kreativitas serta inspirasi semua bermuara dari niat yang lurus. Sejatinya manusia harus belajar sepanjang hayat, dari ayunan sampai ke liang lahat.

“Kalau nanti dalam proses menulis menghasilkan uang, prestise, dan prestasi, itu hanya bonus saja dari kerja-kerja menulis,” ujar Bachtiar Adnan Kusuma.

Bachtiar Adnan Kusuma adalah cucu dari Tokoh Pejuang Kemerdekaan Kabupaten Jeneponto yang dibunuh Kapten Raymond Westerling, yaitu Kapten M. Ali Daeng Gassing, yang dimakamkan di TMP Karisa.

M. Ali Daeng Gassing bersaudara dengan Kepala Dinas Pendidikan Pertama Kabupaten Jeneponto yang juga anggota DPRD Kabupaten Jeneponto, Raden Daeng Nginung (dimakamkan di TMP Karisa) dan Pemilik PK Ujir Daeng Turi ketiganya bersaudara.

“Ayah saya tentara berpangkat mayor, S. Mansyur Awing, sebelum jadi tentara adalah guru yang sebagian besar saudara dan sepupunya serta om dan tantenya berporfesi guru di Monro-Monro Jeneponto Lama,” kenang Bachtiar Adnan Kusuma.

Bachtiar Adnan Kusuma pernah diundang sebagai pembicara di kelas asuhan majalah elipsis, sebuah majalah bergenre nasional yang dipimpin Muhammad Subhan. Bachtiar Adnan Kusuma dikenal sebagai narasumber nasional Perpustakaan Nasional RI, Kominfo, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta dalam berbagai forum Nasional, local, dan internasional.

Ratusan buku yang telah ditulisnya, ikut mengangkat nama baik Sulawesi Selatan dan Kabupaten Jeneponto di pentas Nasional. (*/aan/elipsis)

Editor: Muhammad Subhan

Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Google Play atau APP Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca