Pakar Teknologi Digital Riri Satria Ingatkan Pentingnya Cybersecurity

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

JAKARTA, majalahelipsis.com—Serangan siber berjenis ransomware yang mengganggu Server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) sejak beberapa hari lalu menyebabkan sejumlah layanan publik khususnya imigrasi terkendala.

Menyikapi itu, Pakar Teknologi Digital Riri Satria memberikan responsnya terhadap sejumlah kemungkinan yang terjadi sehingga di masa mendatang cybersecurity menjadi perhatian serius berbagai pihak, sehingga peristiwa serupa tidak terulang kembali.

“Jadi begini, setiap rumah pasti ada potensi dimasuki maling atau pencuri, bahkan perampok. Demikian pula suatu sistem komputer, selalu punya potensi diserang hacker,” kata Riri Satria kepada majalahelipsis.com melalui telepon selulernya, Kamis (27/6/2024).

Riri Satria menjelaskan ada tiga hal yang menjadi isu utama di sini. Pertama, apakah memasuki rumah itu mudah atau sulit. Ada rumah yang kuncinya rapuh, pengamanannya minimal, sehingga gampang dimasuki oleh siapa pun, termasuk maling dan perampok.

“Ada pula rumah yang sulit dimasuki karena pengamanannya maksimal. Begitu juga dengan cybersecurity, ada yang minimal sehingga gampang dimasuki hacker atau diserang malware, ada pula yang sulit karena tingkat cybersecurity-nya maksimal,” ungkapnya.

Kedua, apakah ada barang berharga di dalam rumah itu atau tidak? Jika ada barang berharga dan pengamanan minimal, maka cepat atau lambat besar kemungkinan maling atau perampok akan masuk, tinggal menunggu waktu yang tepat.

“Namun, jika tak ada barang yang berharga, rumah tanpa pintu pun enggan untuk dimasuki maling atau perampok. Atau setidaknya rumah itu memiliki makna strategis atau tidak, itu juga menjadi faktor penentu selain isinya,” katanya.

Ketiga, lanjut Riri Satria, perlu diingat bahwa keamanan (security) selalu berbanding terbalik dengan kenyamanan (comfortability). Seperti pemeriksaan di bandara, semakin tinggi security semakin diperiksa bisa jadi semakin tidak nyaman.

Namun, jika tidak diperiksa sama sekali rasanya nyaman, namun tidak aman. Jadi harus pintar-pintar mencari titik tengah yang paling optimal.

“Nah, dunia cybersecurity juga sama dengan tiga hal di atas. Kalau begitu kenapa sebuah sistem komputer dimasuki hacker atau diserang menggunakan malware?” tanyanya.

Ditambahkan Riri Satria, ilustrasi yang diungkapkannya itu juga berlaku untuk level negara seperti Pusat Data Nasional (PDN), organisasi, bisnis (ingat kasus BSI setahun yang lalu—red.), grup, bahkan individu.

“Jangan salah, kita pun harus punya cybersecurity individu walau sederhana, misalnya supaya handphone kita tidak dimasuki malware, ya enggak?” tambahnya. (aan/elipsis)

Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Google Play atau APP Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca