Buku “Pernak-Pernik Pemikat Hati Jeneponto” Jadi Kado Budaya dan Penguat Literasi

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

JENEPONTO, majalahelipsis.com—Penjabat Bupati Jeneponto, Junaedi B.S., Sos., M.H., menyambut baik terbitnya buku Pernak-Pernik Pemikat Hati Budaya Turatea yang ditulis Tokoh Literasi Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI, Bachtiar Adnan Kusuma.

Buku itu diserahkan langsung penulisnya kepada Pj. Bupati Jeneponto didampingi seniman Sulawesi Selatan, Yudhistira Sukataya, Haerullah Lodjik, dan Abdul Goffur.

Junaedi menerima Bachtiar Adnan Kusuma bersama Abdul Goffur, dan Haerullah Lodjik, di Rujab Bupati Jeneponto, Bontosunggu, Jumat (29/3/2024).

Menurut Junaedi, buku Pernak-Pernik Pemikat Hati Budaya Turatea menjadi jendela informasi bagi siapa saja yang ingin mengetahui ragam budaya yang menjadi ikon Butta Turatea.

“Saya berharap secara bertahap buku ini akan terus di-update, sehingga akan menambah wahana informasi kekayaan budaya Tumabuttaya di Jeneponto. Apalagi rilisnya tepat pada 17 Ramadan 1445 H dan terbit menyambut HUT Kabupaten Jeneponto pada 1 Mei 2024 mendatang. Saya yakin ini menjadi bagian yang melengkapi amaliah Ramadan kepada seluruh pihak yang menjadi bagian hingga terbitnya edisi perdana buku ini,” harap Junaedi B.

Sementara itu, Haerullah Lodjik menyampaikan kalau buku Pernak-Pernik Pemikat Hari Budaya Turatea adalah ditulis dengan gaya esai populer, berisi rangkaian sepuluh tulisan yang diawali dengan Akjeknek-Jeknek Sappara yang menarasikan ulang tradisi mandi-mandi bersama di bulan Safar.

Dilanjutkan narasi Mengenal Tiga Tradisi Akjenek-Jeknek Sapparak, Legenda Akpalumba Jarang, Kuliner Khas Gantala Jarang, Coto dan Konro Kuda serta Ballok Tanning na Ballok Kacci, Kampung Garam Pakceklaang di Bangkala, Manis Pahit Kopi Rumbia, Icip-icip Kaddo Bulo bin Lammang, dan Tradisi Maudu Lompoa.

“Kami berharap buku ini bisa menjadi pemikat pesona Nasional yang merindukan orang selalu mau datang ke Jeneponto menikmatinya,” harap Lodjik.

Bachtiar Adnan Kusuma menegaskan pihaknya mengusulkan kepada Perpustakaan Nasional RI agar buku ini menjadi bacaan dan referensi kekuatan kearifan dan kekhasan Kabupaten Jeneponto secara nasional.

“Kami mengusulkan agar buku ini menjadi referensi bagi siapa saja di seluruh Indonesia dengan membacanya bisa menjadi pemikat berkunjung datang ke Jeneponto, menikmati pesona khas kuliner Gantala Jarang, Coto, dan Konro Jarang. Ya, buku ini panduan ringan, singkat, dan sederhana bisa bermanfaat sebagai buku saku tentang kearifan khas Butta Turatea,” tambah Bachtiar Adnan Kusuma. (*/aan/elipsis)

Editor: Muhammad Subhan

Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Google Play atau APP Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca