Sulaiman Juned: “Monolog, Akting Batin Seorang Aktor”

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

PADANG PANJANG, elipsis – Monolog merupakan ilmu seni peran yang banyak menyampaikan pesan dalam adegan-adegannya di atas panggung. Aktornya tunggal, namun dialog-dialognya, baik bisu maupun berbicara, selalu menarik dibincangkan.

“Monolog atau monologe adalah aktor atau aktris yang berbicara panjang namun sendirian,” ujar Ketua Jurusan Seni Teater ISI Padang Panjang, Dr. Sulaiman Juned, M.Sn., ketika hadir sebagai narasumber diskusi Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang, Sabtu (8/9/2022), di sekretariat Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang. Diskusi dipandu pengurus Kuflet, Pajar Mulia Jambak.

Diungkapkan Sulaiman Juned, banyak orang awam yang tidak tahu perbedaan monolog dan dialog. Monolog adalah suatu pertunjukan dengan hanya satu aktor yang memerankan beberapa tokoh (minimal tiga tokoh) dalam satu naskah. Sementara dialog adalah percakapan yang dilakukan seorang aktor dengan lawan mainnya.

“Monolog itu kekuatannya terdapat pada aktor yang memvisualkan laku (akting) dengan beberapa karakter tokoh di dalam naskah lakon. Aktor monolog seharusnya tidak berinteraksi dengan penonton walaupun ia seakan-akan berbicara pada penonton,” ujar penyair yang juga sutradara teater itu.

Disebutkan Sulaiman, siapa pun dapat menjadi aktor monolog, asal proses latihannya bersungguh-sungguh. Monolog dapat menyampaikan pesan-pesan kehidupan, maupun menyikapi berbagai persoalan yang tengah terjadi di sekitar.

Salah seorang peserta diskusi yang juga anggota Kuflet Sherly Ekaputri mengatakan senang dapat mengikuti diskusi itu sehingga menambah wawasannya terkait dunia peran khususnya monolog.

Ia menyimpulkan, aktor monolog selain dapat masuk dalam peran juga harus mampu memainkan intonasi, gaya bicara, dan memiliki konsistensi irama, warna vokal, volume, dan tempo permainan.

“Terima kasih ilmunya sore ini, sangat mencerahkan,” tambahnya.

Penulis: Akram
Editor: Muhammad Subhan

Untuk keterbacaan teks dan tampilan yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Play Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis (Instagram).

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca