Rumah Baca Anak Nagari, Tumbuh Membawa Suluh

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

DEGRADASI moral yang semakin hari semakin memprihatikan merupakan dampak negatif dari perkembangan zaman yang tak dapat dihindari.

Rusaknya moral dan akhlak generasi penerus bangsa menjadi tanggung jawab bersama, baik keluarga, masyarakat, dan pemerintah sebagai penyelenggara negara.

Penguatan pendidikan karakter merupakan solusi untuk mengatasi degradasi moral pada generasi penerus bangsa.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai salah satu tempat penyelengaraan kegiatan literasi di masyarakat memiliki peran penting untuk penguatan pendidikan karakter tersebut.

Persoalan di atas menjadi salah satu alasan bagi guru penggerak yang energik di Kabupaten Agam, Sry Eka Handayani.

Bersama suami dan keluarga ia membangun Rumah Baca Anak Nagari (RBAN) yang berlokasi di Jalan Kusuma Bhakti, No. 12 Simpang Taman, Ujung By Pass, Jorong Aro Kandikir, Nagari Gadut, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. RBAN memiliki visi “Menumbuhkan Minat Baca Mencerdaskan Bangsa.”

Memuluskan jalannya pergerakan RBAN, pengelola menciptakan strategi pengelolaan TBM dengan sebutan Lumbuang di Nagari (Literasi untuk Membangun Budaya Baca nan Gampita di Nagari). Ada tiga strategi pengelolaan yang dilakukan, yaitu pengelolaan fisik, pengelolaan sumber bacaan, dan pengelolaan program kreatif, inovatif, kreatif, dan berkesinambungan.

Terkait pengelolaan fisik, RBAN menguatkan sarana dan prasarana taman baca, yaitu ketersediaan ruang baca dan fasilitas pendukung lainnya.

“RBAN berada di rumah pribadi kami. Perpustakaan berada di ruang mini yang sangat sederhana. Alhamdulillah, kami memiliki ruang baca, teras baca yang dilengkapi dengan rak buku, lemari buku, dan rak buku gantung,” kata Sry Eka Handayani, perempuan inspiratif Kabupaten Agam (2019) yang banyak menerima penghargaan.

Dia menyebutkan, di dalam ruang baca RBAN juga terdapat meja, televisi, papan tulis, dan bermacam poster literasi. Ruang baca selalu rapi dan bersih agar menciptakan suasana nyaman bagi para pengunjung rumah baca untuk beraktivitas di dalamnya.

Selain itu, RBAN dilengkapi dengan berbagai macam alat permainan, seperti congklak, ludo, monopoli, ular tangga, catur, karet gelang, bola kaki, dan lain- lain.

“Anak-anak biasanya melakukan permainan setelah mereka membaca selama 15 menit,” kata Sry.

Saat ini sumber pendanaan RBAN masih bersifat mandiri. Operasional dijalankan dari dana pribadi pengelola. Sumber bacaan (buku) yang dimiliki RBAN sesuai dengan kebutuhan pengunjung mulai dari prasekolah, remaja, dewasa, sampai lansia. Buku-buku tersebut dibeli pengelola setiap bulan dan dari donasi para donatur buku di seluruh Indonesia.

Buku-buku yang ada di RBAN sudah menggunakan sistem automasi perpustakaan dengan aplikasi Slims. Buku dirawat dengan cara diberi stempel, label dan penomoran DDC (Desimal Dewey), klasifikasi yang memudahkan mencari buku, serta diberi sampul plastik agar buku awet dan tahan lama. Aktivitas ini dilakukan oleh karyawan dan relawan RBAN yang mempunyai kompetensi dalam bidang pustaka

Saat ini, ada 15 program inovatif, kreatif, dan berkesinambungan yang dikembangkan RBAN, yaitu Pena Basatra (Penampilan Minat Bakat Sastra), Bimbel Grasetu (Bimbingan Belajar Gratis Senin Sampai Sabtu), Go Send Buku (Gerakan Mengantarkan dan Meminjamkan Buku ke Masyarakat), Babe Aktif (Barang Bekas).

Program unggulan RBAN di antaranya Pena Basatra. Program ini melatih anak- anak kreatif, mandiri, tanggung jawab, disiplin, menghargai prestasi, kerja keras, rasa ingin tahu dan komunikatif sebagai penguatan pendidikan karakter bangsa. Kegiatan ini telah memberikan dampak bagi anak-anak maupun remaja.

“Mereka telah mampu tampil di depan umum sesuai minat dan bakatnya seperti tiap hari Minggu tampil di RRI dalam dongeng Ceria RRI, menulis buku baik antologi atau tunggal, menjadi duta literasi di sekolah tempat anak-anak sekolah, meraih juara dalam berbagai lomba seperti pidato, puisi, menulis, dan lain- lain,” papar Sry.

Program Bimbel Grasetu, program ini sangat membantu masyarakat. Banyak orang tua kadang tidak paham tentang pelajaran anak. Mereka mengantarkan anak sekaligus mereka ikut bimbingan belajar gratis di RBAN.

Hasil dari terlaksananya program ini terlihat dari anak yang tidak bisa membaca jadi bisa membaca. Anak yang pernah tinggal kelas mampu mengikuti pembelajaran di sekolah, semangat dalam belajar, dan meningkatnya nilai rapor anak-anak RBAN di sekolah.

Go Send Buku, program ini diharapkan membuka kesadaran bagi masyarakat sekitar akan pentingnya membaca, sehingga timbul minat baca dan akan menjadi budaya, beberapa karakter yang bisa diterapkan adalah kejujuran, gemar membaca, tanggung jawab, kreatif, dan inofatif sebagai penguat karakter bangsa.

RBAN membuka layanan peminjaman buku gratis, dengan syarat buku yang dipinjam maksimal tiga buah per peminjaman dan lama peminjaman seminggu.

Selain itu, RBAN mengantarkan buku- buku ke rumah-rumah warga sekitar yang tidak bisa datang ke RBAN, agar tumbuh minat baca di masyarakat.

RBAN juga bekerja sama dengan sekolah/TPA/MDA untuk meminjamkan buku-buku yang ada dengan mekanisme peminjaman jumlah buku yang dipinjamkan sebanyak 50—100 buku, dikembalikan setiap 15 hari dan diberikan lagi buku yang lain.

Selain itu, RBAN menggelar lapak baca di fasilitas umum seperti taman kota untuk menumbuhkan minat baca masyarakat. Hasil kegiatan ini terlaksananya program dan meningkatnya jumlah peminjaman buku di RBAN.

Ada juga program Gersosma, kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar terutama ibu-ibu untuk diberikan pelatihan berkaitan dengan perempuan seperti membuat kue, merangkai bunga, dan kegiatan lainya.

Kegiatan ini mengundang narasumber yang ahli di bidangnya. Kegiatan ini sangat berdampak. Ibu-ibu muda dan remaja yang biasanya di rumah saja sudah bisa menghasilkan karya dan menambah pemasukan dengan cara menjual bunga di saat acara wisuda, hari guru, dan lain-lain.

“B-Komtis, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak yang tidak paham dengan teknologi. Anak yang awalnya tidak mengerti menggunakan word, power point dan excel, photoshop, kini sudah mahir,” ungkap Sry.

Ada Program Kobe, program ini sangat bermanfaat bagi orang tua apalagi saat pandemi. Banyak orang tua yang konsultasi masalah belajar anak mereka baik saat belajar luring maupun daring, dan Program Wibegra, yaitu program WiFi belajar gratis untuk pelajar dan mahasiswa saat pandemi.

“Bagi pelajar dan mahasiswa bisa melakukan pembelajaran daring di RBAN. Mereka dapat mencari tugas dan membuat tugas dengan adanya Wifi,” tambah Sry.

Penulis: Muhammad Ilham
Editor: Husnul Khatimah

Sumber: Majalah digital elipsis edisi 002, Juli—Agustus 2021

Untuk keterbacaan teks dan tampilan yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Play Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca