Pentingnya Pembangunan Berkelanjutan, Idrianita Anis Ingatkan Persoalan Manusia dan Lingkungan Harus Jadi Perhatian Bersama

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

JAKARTA, majalahelipsis.com—”Kita harus melakukan aksi bersama, jangan sampai menjadi korban bersama!” Demikian peringatan yang disampaikan Dr. Idrianita Anis, S.E., Ak., MTI., CA., CPMA., CSRS., CPIA., yang akrab dipanggil Dr. Idrianita. Hal itu diungkapkannya ketika menyampaikan presentasi berjudul “ESG Practice Model: A Management Control System Four Levers of Control–MCS LoC Perspective” pada acara ICSP Professional Forum Series 26, yang diselenggarakan Institute of Certified Sustainablity Practitioners (ICSP) bekerja sama dengan Trisakti Governance Center (TGC) Universitas Trisakti, Rabu (22/5/2024).

Beliau menyitir ucapan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres pada tahun 2022 lalu. Tanpa disadari umat manusia sedang perlahan menuju ke arah “kehancuran” jika tidak melakukan tindakan bersama untuk mengatasi berbagai persoalan manusia dan lingkungannya.

“Setengah dari umat manusia di Bumi ini mengalami ancaman besar berupa banjir, kekeringan, badai ekstrem, dan kebakaran hutan,” kata Dr. Idrianita Anis.

Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum mengungkapkan dalam Global Risk Report 2023 bahwa beberapa tahun ke depan bencana alam, cuaca ekstrem, perubahan iklim, dan kelangkaan hayati dan biodiversity merupakan risiko global yang paling besar yang harus menjadi perhatian bersama.

Semua risiko tersebut ada yang bersifat akut, yaitu semua yang dipicu oleh peristiwa alam, termasuk meningkatnya intensitas kejadian cuaca ekstrem, seperti badai siklon, topan, atau banjir, serta yang bersifat kronis, yaitu pergeseran perubahan pola iklim jangka panjang atau suhu yang terus-menerus lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut atau gelombang panas kronis.

“Ini adalah tanggung jawab bersama, pemerintah, akademisi, masyarakat umum, dan pelaku ekonomi atau bisnis. Dengan demikian, konsep pembangunan berkelanjutan atau sustainability development diperkenalkan kepada pembangunan ekonomi dan bisnis, supaya perilaku berbisnis juga memperhatian aspek lingkungan hidup ini,” ujar Dr. Idrianita menegaskan dalam presentasinya.

Salah satu pengejewantahannya adalah dengan menganut Sistem Ekonomi Sirkular, yaitu sistem ekonomi yang mempertahankan nilai produk, bahan baku dan sumberdaya semaksimal mungkin. Prinsipnya mencapai lebih banyak namun menggunakan bahan baku lebih sedikit. Ini lebih dari sekedar sistem manajemen limbah, melainkan mencakup keseluruhan sistem manajemen dari proses produksi, distribusi, konsumsi dari hulu hingga ke hilir rantai pasok atau supply chain.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sistem ekonomi sirkular ini mendorong spirit berkolaborasi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi bersama-sama dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup manusia itu sendiri.

“Satu-satunya cara menyelamatkan PDB $10 triliun dan menciptakan 400 juta lapangan pekerjaan baru pada tahun 2030, adalah bertransisi ke sistem ekonomi sirkular,” ungkap Dr. Idrianita.

Umat manusia saat ini memiliki tiga perspekif pendekatan dalam mengimplementasikan hal ini. Pertama, mereka yang meyakini perubahan dapat terjadi pada struktur yang ada saat yang dikenal dengan istilah status quo approach. Kedua, mereka yang mengakui kebutuhan perubahan bisnis dan kebijakan pemerintah, dan menganggap hal tersebut sangat mendesak yang dikenal dengan istilah reformation approach. Ketiga, mereka yang mengakui reformasi sistem dan struktur yang ada saat ini tidak mencukupi untuk mengatasi krisis sehingga diperlukan strong sustainability yang dikenal dengan transformation approach.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada World Summit 2005 mendeklarasikan konsep Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainability Development dan memiliki tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, serta hidup dan alam, di mana ketiganya saling bergantung dan memperkuat. Pembangunan berkelanjutan sangat berkaitan erat dengan memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Pembangunan berkelanjutan dilaksanakan dengan prinsip kesejahteraan ekonomi, keadilan sosial, dan pelestarian lingkungan. Pendekatan yang digunakan dalam pembangunan berkelanjutan merupakan pendekatan yang menyeluruh. Pembangunan berkelanjutan sangat memperhatikan dampak dari setiap tindakan sosial dan ekonomi terhadap lingkungan hidup.

“Mengingat perkembangan dunia saat ini yang sudah mulai memasuki krisis lingkungan hidup, maka suka tidak suka dibutuhkan transformation approach, dan ini membutuhkan aksi bersama atau collective actions yang harus melibatkan sinergi pemerintah, akademisi, masyarakat umum, dan pelaku ekonomi atau bisnis, termasuk di negara kita, Indonesia,” tegas Dr. Idrianita.

Dr. Idrianita memperkenalkan hasil penelitiannya berupa kerangka berpikir ESG Practices Model–MCS-LoC yang dapat dipergunakan sebagai bagian untuk melakukan aksi bersama tersebut pada tingkat korporat atau perusahaan bisnis. Beliau mengingatkan kembali bahwa perilaku berbisnis sudah harus memperhatikan aspek keberlanjutan atau sustainability. Dunia bisnis tidak hanya mengedepankan keuntungan atau profit finansial semata, melainkan juga memperhatikan manusia dan lingkungan hidup melalui pendekatan ESG atau environment, social, and governance.

Dr. Idrianita Anis adalah salah seorang pakar sustainability development serta ESG di Indonesia. Beliau memperoleh Sarjana Ekonomi (S.E.) Jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Magister Ilmu Komputer (M.Kom.) Bidang Manajemen Teknologi Informasi dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, serta Doktor (Dr.) Ilmu Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

Beliau saat ini adalah Sekretaris Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, Wakil Ketua Pusat Kajian Trisakti Governance Center (TGC) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Trisakti, serta Dosen untuk bidang Corporate Sustainability Management, Accounting Information System and Corporate Governance dan IT Governance di Universitas Trisakti.

Dr. Idrianita Anis adalah Penerima Hibah Penelitian dari Kementerian Pendidikan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk ESG Practice Model serta Penerima Hibah Penelitian Model Bank Sentral Hijau dari Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI). (aan/elipsis)

Editor: Muhammad Subhan

Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Google Play atau APP Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca