Oleh Yesi Arisanti
“Menuntut ilmu merupakan takwa, mengantarkan ilmu merupakan ibadah, mengulang ilmu merupakan zikir, mencari ilmu merupakan jihad.” (Al-Ghazali)
KALIMAT motivasi di atas mengajarkan kita bahwa Allah Swt. hendak mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu sejatinya tidak dapat diperoleh dengan gampang. Ia wajib diusahakan, dipelajari, dan dipikirkan. Lebih dari itu senantiasa diiringi doa.
Profesi guru tidak akan terlepas dari menuntut ilmu. Guru pembelajar adalah guru yang terus belajar dan mengembangkan diri setiap saat. Guru terus belajar dan mengembangkan diri bukan untuk pemerintah atau sekolah, tetapi sejatinya setiap pendidik adalah pembelajar. Hanya guru pembelajar yang akan melahirkan generasi yang berkontribusi dengan lingkungan sekitar. Jika seorang guru tidak mau belajar, saat itu dia juga berhenti menjadi pendidik.
Kata pembelajar dan belajar sama-sama berasal dari kata dasar ajar. Kata pembelajar, sebagai pelaku dalam proses pembelajaran, sedangkan belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk menjadi pembelajar. Guru pembelajar adalah guru yang menjadikan siswa belajar atau membelajarkan siswa.
Perkembangan dunia pendidikan yang mengalami perubahan akibat dampak Covid- 19 cukup memicu adrenalin pendidik agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik. Perbedaan tingkah laku dan karakter peserta didik sangat beradaptasi dengan lajunya perkembangan zaman.
Selama ini proses pembelajaran yang dilakukan para pendidik sangat terbatas di kelas atau lingkungan sekolah. Namun, ketika wabah Covid-19 menyerang, pola pembelajaran harus diubah. Guru harus mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk menemukan sebuah inovasi pembelajaran dari luring kepada daring.
Bagaimanakah cara yang dilakukan guru dan peserta didik agar tetap bisa menjalani proses pembelajaran dengan nyaman?
Pembelajaran secara daring merupakan pembelajaran jarah jauh (PJJ) dengan menggunakan perangkat laptop atau gadget. Awalnya ini memberikan shock terapy bagi guru dan siswa. Banyak guru dan siswa belum mengenal apa itu pembelajaran daring dan bagaimana melakukannya.
Seiring berjalannya waktu, ternyata pembelajaran daring sangat membantu dunia pendidikan di saat pandemi Covid-19. Banyak aplikasi yang bisa dimanfaatkan, seperti WhatsApp, Google Classroom, Quizzi, Zoom Cloud, dan lain-lain. Namun, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi bisa dipakai begitu saja.
Begitu juga yang penulis lakukan untuk menambah pengetahuan di saat pandemi Covid-19 ini, walaupun bekerja dari rumah janganlah kita mati gaya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menambah ilmu.
Contohnya yang dilakukan Kelas Menulis Daring (KMD) elipsis yang dibimbing oleh Muhammad Subhan dan Media Guru Indonesia (MGI). KMD elipsis dan MGI merupakan wadah untuk guru menjadi insan pembelajar. Tempat belajar untuk lebih memantaskan diri menjadi seorang guru pembelajar. Guru bisa berbagi ilmu dan melatih kemampuan menulisnya. Apalagi banyak webinar gratis dan berbayar yang juga bisa diikuti. Melalui pelatihan online ini, guru juga bisa meningkatkan pengetahuannya.
Mari memantaskan diri menjadi guru pembelajar yang selalu belajar. Niatkan semua karena Allah. Insyaallah, Allah Swt. akan mengangkat derajat orang-orang yang selalu menuntut ilmu.
Yesi Arisanti, lahir di Padang. Kini mengabdi di SD Semen Padang, Yayasan Igasar Semen Padang, KotaPadang, Sumatra Barat. Dia menamatkan pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Buku tunggalnya berjudul Kujemput Asa di Kota Debu (2019) dan Catatan Hati Perjalanan Umrah (2021). Karya lainnya dimuat pada beberapa buku antologi.
Penulis: Yesi Arisanti
Editor: Nurhayati
Sumber: Majalah digital elipsis edisi 002, Juli—Agustus 2021
Untuk keterbacaan teks dan tampilan yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Play Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582.