Oleh Fatatik Maulidiyah
Saya masuk ke Kelas Menulis Daring (KMD) elipsis (sekarang bertransformasi menjadi Sekolah Menulis elipsis) sekitar pertengahan tahun 2021 lalu karena mengikuti sebuah sesi Zoom bersama narasumber Eko Prasetyo, sahabat founder elipsis, Muhammad Subhan.
Sejak itu saya belajar dan lebih aktif menulis, khususnya menguatkan swasunting, dan akhirnya tulisan-tulisan saya dimuat di berbagai media massa, khususnya online.
Yang paling menarik, elipsis kemudian menerbitkan majalah digital dan juga versi online. Sekitar bulan Februari 2022, saya dijapri Bang Muhammad Subhan agar bergabung sebagai salah satu tim kreatif elipsis. Sebuah momen yang menjadikan saya bersyukur dan merasa percaya diri. Dunia literasi adalah passion saya dan bergabung dengan orang-orang dengan misi sama, menjadi gayung bersambut.
Kiprah dan perkembangan kegiatan literasi saya semakin signifikan bersama elipsis. Saya menjadi kenal orang-orang hebat, sahabat-sahabat yang hangat penuh semangat dan cinta di dunia literasi. Melalui elipsis, saya juga mendapat relasi ke Perpusnas Press sehingga beberapa bulan lalu saya berkesempatan mengampu program Inkubator Literasi Pustaka Nasional (ILPN) untuk wilayah Mojokerto. Program itu berakhir sukses.
Kemudian, di elipsis ini pula saya diberi kepercayaan menangani sebuah program menulis, yakni “kontributor elipsis”.
Alhamdulillah sampai sekarang masih terus berjalan.
Dalam perjalanan saya mengikuti sesi Zoom, rapat redaksi elipsis, berdialog bersama tim kreatif melalui WAG, ikatan kami yang terbentuk di dunia maya menghasilkan banyak progress yang asyik sepanjang jalan bersama elipsis, khususnya membantu penulis-penulis pemula berkarya.
Dalam perjalanannya kini langkah elipsis semakin tegas sehingga Kelas Menulis Daring mampu bermetamorfosis menjadi Sekolah Menulis elipsis (meski juga baru di ranah online) dengan fokus pada pendampingan yang lebih ketat untuk capaian karya yang lebih jelas. Jika di sepanjang tahun pandemi (2020—2022) elipsis hanya menyirami peserta dengan ilmu dari berbagai pakar di bidangnya, mulai 2023 elipsis fokus pada capaian karya.
Siapa sangka, dari tempat yang jauh saya membersamai elipsis, Allah mengabulkan doa saya. Pada akhirnya saya bisa menjejakkan kaki di Padang Panjang, sebuah kota kecil yang berada di pertemuan Gunung Singgalang dan Marapi. Lanskap alamnya indah nan sejuk itu, lalu bahagianya saya bisa berkunjung langsung ke kediaman founder elipsis yang IG dan FB-nya sudah centang biru. Siapa lagi kalau bukan Muhammad Subhan.
Di rumahnya itu, sebuah perpustakaan yang sering menjadi latar di kelas Zoom dan foto-foto di sosial media yang menjadi background serta sangat instagramable kerap juga dikunjungi penulis-penulis terkenal lainnya. Bagi penulis seperti saya, memang belum pas ke Ranah Minang kalau belum singgah ke rumah penulis novel Rinai Kabut Singgalang dan Rumah di Tengah Sawah ini.
Di suatu pagi pada 20 Oktober 2023, di saat akan berangkat ke Bandar Udara Internasional Minangkabau sehabis berkegiatan di Kota Bukittinggi, saya berkesempatan “mengacak-acak” lemari buku milik Bang Muhammad Subhan sekaligus mencomot dua buku untuk dibawa pulang. Saya yang ditemani Mbak Anita Wanodiya dari Sidoarjo, kami foto-foto bersama. Saya juga duduk di meja kerja sang founder elipsis ini, membayangkan di sinilah Bang Muhammad Subhan bekerja; menulis untuk karya-karyanya, khususnya memandu sesi kelas Zoom di setiap pekan di Sekolah Menulis elipsis.
Di ruang fenomenal itu, tempat elipsis digagas dan dibesarkan, saya bisa menjejakkan kenangan meski hanya 30 menit saja.
Perbincangan kami teramat singkat, karena Bang Muhammad Subhan akan hadir di sebuah acara kepenulisan di Universitas Andalas di Padang, sementara saya harus mengejar jadwal penerbangan menuju Batam.
Sebelumnya, di Bukittinggi, saya berjumpa dengan Tek Nun (Nurhayati), salah satu tim elipsis yang terkenal dengan “panci gosong”nya. Kami berpelukan erat tatkala saya didatangi Tek Nun di Hotel Pusako Bukittinggi. Sahabat dunia maya bertemu di dunia nyata. Alhamdulillah.
Semoga ada takdir indah lainnya mempertemukan kami dalam formasi lengkap tim kreatif dan tim redaksi majalah digital elipsis. Dan, saya optimis untuk momen itu.
Mojokerto, 21 Oktober 2023
Fatatik Maulidiyah, guru, penulis, tim kreatif Sekolah Menulis elipsis dan tim redaksi majalah digital elipsis. Berdomisili di Mojokerto, Jawa Timur.
Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Play Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis (Instagram)