Membaca Riri Satria di Konferensi Puncak OSH Asia 2024 di Bali: “Era Industri 5.0 Horison Baru untuk Teknologi Digital dan Manajemen HSE”

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

Oleh Rissa Churria

DI TENGAH perkembangan pesat Industri 5.0, integrasi teknologi digital canggih telah menjadi landasan penting dalam meningkatkan manajemen Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (HSE). Dalam Konferensi Puncak OSH Asia 2024 yang diadakan di Prama Sanur Beach Hotel, Bali, Pakar Teknologi Digital Riri Satria, menyampaikan presentasi mendalam tentang peran teknologi digital dalam meningkatkan praktik HSE di era Industri 5.0.

Industri 5.0 adalah fase berikutnya dalam evolusi industri, di mana kreativitas manusia dan teknologi canggih berkolaborasi untuk menciptakan sistem yang lebih cerdas dan efisien. Era ini ditandai oleh integrasi teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), big data, dan robotika. Inovasi-inovasi ini tidak hanya mendorong produktivitas tetapi juga memperkenalkan tantangan dan peluang baru dalam manajemen HSE.

Riri Satria menekankan bahwa seiring dengan adopsi teknologi-teknologi ini, pendekatan tradisional terhadap manajemen HSE harus berkembang. Kompleksitas sistem industri modern menuntut pendekatan yang lebih canggih dan berbasis data untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan pekerja serta perlindungan lingkungan.

Teknologi Digital dalam Manajemen HSE

Riri Satria menyoroti beberapa area kunci di mana teknologi digital merevolusi manajemen HSE, yaitu:

Pertama, Analisis Prediktif dan AI: Dengan memanfaatkan Big Data dan AI, perusahaan kini dapat memprediksi potensi bahaya sebelum terjadi. Analisis prediktif memungkinkan organisasi untuk menganalisis pola data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti sensor IoT, untuk mengidentifikasi tren yang mungkin mengindikasikan peningkatan risiko kecelakaan atau kerusakan lingkungan. Pendekatan proaktif ini memungkinkan intervensi yang tepat waktu, mengurangi kemungkinan insiden.

Kedua, IoT dan Pemantauan Real-Time: Perangkat IoT memainkan peran penting dalam pemantauan real-time lingkungan industri. Sensor yang ditempatkan di seluruh tempat kerja dapat terus memantau variabel seperti suhu, kelembaban, kadar gas, dan kinerja mesin. Data ini kemudian dikirimkan ke sistem terpusat, memungkinkan analisis dan respons instan. Dengan cara ini, potensi risiko dapat diidentifikasi dan diatasi secara real-time, meningkatkan keselamatan dan perlindungan lingkungan secara keseluruhan.

Ketiga, Digital Twins: Konsep digital twins, replika virtual dari aset fisik, memungkinkan simulasi dan analisis terperinci dari operasi industri. Riri Satria menjelaskan bahwa dengan menciptakan digital twins dari sistem yang kompleks, perusahaan dapat mensimulasikan berbagai skenario dan menilai dampaknya terhadap keselamatan dan lingkungan. Teknologi ini tidak hanya membantu dalam optimasi desain tetapi juga dalam perencanaan pemeliharaan dan strategi respons darurat.

Tantangan dan Pertimbangan

Meskipun manfaat teknologi digital dalam manajemen HSE sudah jelas, Riri Satria juga mengangkat tantangan yang terkait dengan penerapannya. Salah satu kekhawatiran utama adalah kesenjangan digital, memastikan bahwa semua karyawan, terlepas dari kemampuan teknologi mereka, dapat menggunakan alat-alat ini secara efektif. Selain itu, integrasi teknologi-teknologi ini membutuhkan investasi signifikan dalam infrastruktur dan pelatihan, yang mungkin menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan kecil.

Riri Satria menekankan pentingnya pendekatan yang seimbang, di mana kemajuan teknologi didukung oleh pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan bagi tenaga kerja. Ia juga menekankan perlunya langkah-langkah keamanan siber yang kuat untuk melindungi data sensitif yang dikumpulkan melalui sistem HSE digital.

Presentasi Riri Satria di Konferensi Puncak OSH Asia menegaskan peran penting teknologi digital dalam masa depan manajemen HSE di Industri 5.0. Seiring industri terus berkembang, adopsi alat digital canggih akan menjadi esensial dalam menciptakan tempat kerja yang lebih aman, efisien, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan merangkul teknologi-teknologi ini, organisasi dapat tidak hanya melindungi pekerja dan lingkungan mereka, tetapi juga menempatkan diri mereka di garis depan revolusi Industri 5.0. (*)

Rissa Churria
Pendidik, penyair, esais, pelukis, aktivis kemanusiaan, pemerhati masalah sosial budaya, pengurus Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), pengelola Rumah Baca Ceria (RBC) di Bekasi, anggota Penyair Perempuan Indonesia (PPI), saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat, sudah menerbitkan 7 buku kumpulan puisi tunggal, 1 buku antologi kontempelasi, serta lebih dari 100 antologi bersama dengan para penyair lainnya, baik Indonesia maupun mancanegara. Rissa Churria adalah anggota tim digital dan siber di bawah pimpinan Riri Satria, di mana tugasnya menganalisis aspek kebudayaan dan kemanusiaan dari dunia digital dan siber.

Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Google Play atau APP Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca