Oleh:
Kamilatud Diniyah, M.Th.I.
elipsis.com- Al-Qur’an bukan hanya sebuah kitab suci yang dijaga dalam lemari atau dibaca pada waktu tertentu, melainkan ia adalah pedoman hidup yang relevan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam lingkup keluarga. Istilah “Living Qur’an” mengacu pada praktik menghidupkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks keluarga, hal ini berarti menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar dalam mendidik anak, berinteraksi antara anggota keluarga, dan mengambil keputusan-keputusan penting.
- Al-Qur’an sebagai Pedoman dalam Pendidikan Anak
Pendidikan anak adalah salah satu tanggung jawab utama orang tua dalam Islam. Al-Qur’an menekankan pentingnya mendidik anak dengan nilai-nilai yang baik, termasuk dalam hal aqidah, akhlak, dan ibadah. Dalam Surat Luqman, misalnya, terdapat nasihat-nasihat yang diberikan oleh Luqman kepada anaknya tentang pentingnya tauhid, berbuat baik kepada orang tua, dan menjauhi perbuatan dosa. Ayat ini menjadi landasan bagi orang tua untuk memberikan pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu dunia, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keislaman.
Dalam praktiknya, menghidupkan Al-Qur’an dalam pendidikan anak dapat dilakukan dengan cara mengajarkan anak membaca dan menghafal Al-Qur’an sejak dini, serta menanamkan pemahaman yang mendalam tentang makna ayat-ayat yang mereka pelajari. Selain itu, orang tua juga perlu menjadi teladan dalam mempraktikkan ajaran-ajaran Al-Qur’an, sehingga anak-anak dapat melihat langsung bagaimana Al-Qur’an diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Menjalin Hubungan Keluarga Berdasarkan Nilai Al-Qur’an
Al-Qur’an memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana hubungan antara anggota keluarga seharusnya dijalin. Hubungan suami-istri, orang tua-anak, serta saudara-saudara dalam sebuah keluarga harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang diajarkan Al-Qur’an, seperti kasih sayang, kesabaran, dan saling menghormati.
Dalam Surat Ar-Rum ayat 21, Allah SWT berfirman bahwa Dia menciptakan pasangan dari jenis kita sendiri untuk kita dapat merasakan sakinah (ketenangan), mawaddah (kasih sayang), dan rahmah (rahmat). Ayat ini menekankan pentingnya membangun hubungan rumah tangga yang harmonis dengan fondasi cinta dan kasih sayang yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah.
Selain itu, Al-Qur’an juga mengajarkan pentingnya saling menghormati antara anggota keluarga. Misalnya, anak-anak diwajibkan untuk menghormati orang tua mereka, seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Isra’ ayat 23:
۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ٢
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.”
Dalam ayat ini, jelas bahwa hormat kepada orang tua adalah bagian dari ibadah kepada Allah.
- Keputusan Keluarga Berdasarkan Al-Qur’an
Dalam kehidupan keluarga, seringkali dihadapkan pada situasi di mana keputusan penting harus diambil, baik itu dalam hal keuangan, pendidikan anak, atau masalah rumah tangga lainnya. Dalam konteks Living Qur’an, keputusan-keputusan ini sebaiknya didasarkan pada nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur’an.
Misalnya, dalam hal keuangan keluarga, Al-Qur’an mengajarkan prinsip keseimbangan dan keadilan. Pengelolaan keuangan keluarga sebaiknya tidak hanya berfokus pada keuntungan materi semata, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek spiritual dan sosial. Zakat, infak, dan sedekah adalah contoh ajaran Al-Qur’an yang menekankan pentingnya berbagi rezeki dengan orang lain dan tidak terlalu terpaku pada harta benda.
Selain itu, dalam mendidik anak, keputusan-keputusan penting seperti pemilihan sekolah atau aktivitas di luar sekolah sebaiknya juga mempertimbangkan bagaimana pilihan tersebut dapat membantu anak lebih dekat dengan ajaran Islam dan mengembangkan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an.
- Menghadapi Ujian Keluarga dengan Keteguhan Iman
Setiap keluarga pasti akan menghadapi ujian dalam berbagai bentuk, baik itu dalam bentuk masalah ekonomi, kesehatan, atau hubungan antar anggota keluarga. Al-Qur’an memberikan petunjuk tentang bagaimana menghadapi ujian-ujian ini dengan keteguhan iman dan kesabaran.
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 286, Allah berfirman,”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Ayat ini mengajarkan bahwa setiap ujian yang dihadapi oleh keluarga adalah sesuatu yang dapat diatasi dengan pertolongan Allah. Oleh karena itu, dalam menghadapi setiap ujian, keluarga harus tetap teguh dalam iman dan bersandar kepada Allah.
Selain itu, penting untuk mengingatkan anggota keluarga bahwa setiap ujian yang dihadapi adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar, dan jika dihadapi dengan kesabaran dan tawakkal, ujian tersebut akan mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.
Living Qur’an dalam lingkup keluarga berarti menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam setiap aspek kehidupan keluarga. Ini mencakup pendidikan anak, hubungan antar anggota keluarga, pengambilan keputusan penting, serta cara menghadapi ujian dan cobaan hidup. Dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai landasan, keluarga tidak hanya akan menjadi lebih harmonis dan kuat dalam menghadapi tantangan, tetapi juga akan mendapatkan keberkahan dan ridha Allah di dunia dan akhirat.
Kamilatud Diniyah, M.Th.I. merupakan penyuluh PAI di lingkungan Kementerian Agama Kota Mojokerto dan Pengasuh PP Manarul Huda Miji dan tinggal di Kota Mojokerto.
Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Google Play atau APP Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis.