Kacabdin Wilayah VI Buka Workshop Alih Wahana Karya Sastra Puisi ke Musik di Pasaman Barat

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

PASAMAN BARAT, majalahelipsis.com—Setelah sukses dalam dua workshop sebelumnya, Forum Pegiat Literasi (FPL) Pasaman Barat kembali menggelar Workshop Alih Wahana Karya Sastra Puisi ke Musik di Seven Food Court, Simpang Empat.

Workshop ini merupakan bagian dari Program Pembudayaan Minat Sastra Masyarakat Pasaman Barat yang didukung oleh Bantuan Pemerintah (Banpem) Komunitas Sastra dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2024 melalui FPL Pasaman Barat.

Kegiatan workshop ini dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Barat Wilayah VI, Efri Syahputra, S.Ag., M.Pd.

Ketua FPL Pasaman Barat, Denni Meilizon, yang juga Ketua Panitia kegiatan ini dalam laporannya menyampaikan bahwa Workshop Alih Wahana Karya Sastra Puisi ke Musik diikuti oleh 50 guru SLTP dan SLTA se-Pasaman Barat, khususnya dari mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Seni.

“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada Kemendikbud Ristek yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan dana kepada FPL Pasaman Barat untuk mengelola workshop ini. Semoga dengan suksesnya rangkaian kegiatan ini, pemerintah berkenan melanjutkan dukungan biaya kegiatan pada tahun berikutnya,” ungkap Denni, yang juga Ketua Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pasaman Barat.

Kacabdin Wilayah VI, Efri Syahputra, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kiprah serta perjuangan FPL Pasaman Barat dalam meningkatkan literasi di daerah tersebut.

“Tanpa perjuangan gigih dari FPL Pasaman Barat, tentunya kita tidak akan mendapatkan bantuan dana untuk kegiatan workshop ini,” ujarnya.

Efri juga mengingatkan pentingnya guru untuk terus mengasah diri dan meningkatkan kemampuan serta wawasan dalam bidang literasi, termasuk musikalisasi puisi, sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik.

“Kami harapkan para guru hebat di jenjang SLTP dan SLTA dapat menjadi penggerak literasi, sehingga Pasaman Barat mampu menjadi yang terdepan dalam pengembangan literasi. Guru hebat tidak akan mengeluh dengan padatnya jam mengajar, banyaknya beban administrasi, ataupun tantangan di dalam kelas. Justru, guru hebat mampu menghadapi tantangan tersebut dengan penuh semangat,” tambah Efri.

Dalam kesempatan tersebut, Efri Syahputra juga sempat menembangkan lagu “Tombo Ati” yang dipopulerkan Opick.

“Seperti agama yang bersifat universal, musik juga bersifat universal, dapat diterima dan dinikmati oleh semua kalangan. Tinggal bagaimana kita mengemas musik itu untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan edukatif. Contohnya, ‘Tombo Ati’ adalah puisi karya Wali Songo yang berisi pesan-pesan religi. Di tangan Opick, puisi tersebut dapat diubah menjadi lagu yang indah dan bermakna,” jelasnya.

Sebagai penutup, Efri mengutip kata-kata bijak, “Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dengan agama hidup menjadi terarah. Dengan seni hidup menjadi indah.”

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan materi musikalisasi puisi yang dibawakan oleh dua narasumber muda dari Padang, yaitu Tengku Raja Ganesha, seorang komposer, musisi, dan pendiri Komunitas Sastra Nan Tumpah, serta Desi Fitriana. (*/rls/aan/elipsis)

Editor: Muhammad Subhan

Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Google Play atau APP Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca