Jagat Sastra Milenia Rayakan HUT Ke-4, Riri Satria: Meneguhkan Visi di Tengah Badai

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

JAKARTA, majalahelipsis.com—Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) merayakan ulang tahun ke-4 dengan komitmen untuk memperkuat visi dalam memajukan kesusastraan Indonesia.

Sejak dideklarasikan pada 2020, JSM telah melalui berbagai tantangan, termasuk kehilangan beberapa pendiri dan dinamika internal lainnya. Meskipun begitu, JSM tetap berkomitmen untuk merevitalisasi diri dan melanjutkan misinya sebagai rumah belajar dan berkarya dalam dunia sastra.

Ketua Komunitas JSM sekaligus Pakar Transformasi Teknologi Digital, Riri Satria, menyampaikan bahwa JSM terus mengusung visi besar, “Menjadi rumah belajar dan berkarya bersama dalam upaya memajukan kesusastraan Indonesia.”

Visi tersebut diwujudkan melalui beberapa program, termasuk pengembangan kemampuan menulis, pembinaan penulis pemula, forum diskusi, penerbitan karya, serta pemanfaatan teknologi digital.

“Kami membangun JSM bukan sekadar sebagai tempat berkumpul para penulis, tetapi sebagai komunitas yang memiliki standar kualitas yang tinggi. Ini tercermin dalam semangat ‘5Q’ yang kami usung, yakni kualitas pembelajaran, tulisan, motivasi, persahabatan, dan manajemen organisasi,” jelas Riri.

Sejak didirikan, JSM telah menerbitkan 25 buku karya anggotanya, meliputi puisi, esai, dan novel melalui penerbit JSM Press. Meski menghadapi berbagai tantangan, JSM terus berupaya menjaga standar kualitas yang tinggi dalam setiap karya yang diterbitkan.

Salah satu fokus utama komunitas ini adalah menggunakan teknologi digital untuk menyebarluaskan karya sastra dan membangun platform sastra daring yang diharapkan dapat diakses oleh lebih banyak orang.

Namun, perjalanan JSM tidak selalu mulus. Beberapa program yang direncanakan harus tertunda atau bahkan gagal terlaksana karena dinamika internal.

“Beberapa pendiri kami telah meninggal dunia, dan ada juga yang memilih jalan berbeda. Semua itu adalah bagian dari dinamika organisasi yang harus kami lewati,” ungkap Riri.

Meski begitu, JSM terus bergerak maju. Tahun ini, komunitas ini mengadakan program revitalisasi besar-besaran yang mencakup pembaruan visi dan misi, serta penguatan struktur organisasi dan program kerja.

Menjadikan Sastra Pengawal Pembangunan Berkelanjutan

Selain fokus pada peningkatan kualitas karya sastra, JSM juga berkomitmen untuk menjadikan sastra sebagai pengawal pembangunan berkelanjutan. Komunitas ini mengajak para penyair untuk berkontribusi dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) 2030 melalui karya sastra, khususnya puisi.

“Pembangunan berkelanjutan bukan hanya soal ekonomi dan lingkungan, tetapi juga soal nilai-nilai kemanusiaan yang dapat dijaga dan disuarakan melalui karya sastra,” jelas Riri.

Ia menambahkan, saat ini JSM tengah menyusun antologi puisi bertajuk Jejak Masa Depan yang mengangkat tema SDG. Antologi ini diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembangunan berkelanjutan yang mencakup kesejahteraan ekonomi, keadilan sosial, dan pelestarian lingkungan.

Riri mengaku terkejut dengan sambutan positif yang diterima dari para penyair terkait topik SDG.

“Bagi sebagian orang, SDG mungkin bukan hal baru, tetapi banyak penyair di Indonesia yang belum begitu mengenal konsep ini secara utuh. Kami senang bisa memperkenalkan SDG melalui puisi dan mendapatkan apresiasi yang begitu besar,” katanya.

JSM juga berencana meluncurkan kembali platform sastra daring yang sempat dihentikan pada Juni 2024, yaitu Sastramedia. Riri menekankan bahwa platform ini akan dibangun dengan standar manajemen mutu yang ketat, tidak bersifat komersial, dan tetap berfokus pada kontribusi terhadap dunia sastra Indonesia.

“Kami ingin Sastramedia menjadi jurnal sastra yang memiliki reputasi dan bisa menjadi wadah bagi siapa pun yang ingin berkarya, dengan tetap melalui proses kurasi yang ketat,” ujarnya.

Seiring dengan rencana revitalisasi JSM, komunitas ini juga terus menjalin kerja sama dengan berbagai komunitas sastra lain, baik di dalam maupun luar negeri.

“Kami percaya bahwa kolaborasi adalah kunci untuk memajukan sastra Indonesia. Oleh karena itu, kami terus membuka diri untuk bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki visi yang sama,” tutur Riri.

Meski menghadapi banyak rintangan selama empat tahun terakhir, JSM tetap optimis menyongsong masa depan.

“Kami sudah melewati badai, dan sekarang saatnya untuk mempertegas visi kami. Kami percaya bahwa dengan dukungan dari seluruh anggota dan sahabat JSM, kami bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya,” ujar Riri penuh harap.

Sementara itu, Rissa Churria, salah seorang pengurus JSM, turut mengungkapkan rasa syukurnya atas perjalanan empat tahun ini.

“Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar. Empat tahun yang lalu, sebuah langkah kecil kita ambil di Jagat Sastra Milenia. Dalam perjalanan ini, kami telah menulis bukan hanya kata-kata di atas kertas, tetapi juga cerita hidup bersama, cerita tentang perjuangan, semangat, dan kebersamaan,” tutur Rissa.

Rissa juga menekankan bahwa meskipun JSM telah menghadapi berbagai badai, komunitas ini tidak pernah surut.

“Ada hari-hari di mana semangat hampir pudar. Tapi di balik setiap tantangan, kita menemukan kekuatan dalam persahabatan dan kebersamaan. Setiap kata yang ditulis, setiap karya yang dibagikan, adalah refleksi dari tekad kami untuk tidak menyerah dan terus melangkah,” tambahnya.

Peringatan Hari Ulang Tahun JSM yang ke-4, yang sejatinya dilaksanakan pada 10 Oktober 2024, ditunda hingga November 2024 karena kesibukan internal. Meski demikian, Riri Satria memastikan bahwa acara tersebut akan menjadi momentum penting untuk mengukuhkan kembali visi dan misi JSM.

“Kami mohon doa dan dukungan dari para sahabat agar JSM bisa terus berkarya dan berkontribusi bagi kesusastraan Indonesia. Dirgahayu Jagat Sastra Milenia!” tutup Riri. (aan/elipsis)

Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Google Play atau APP Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca