Oleh Siti Mas’udah, S.Pd.I.
KENYATAAN di lapangan banyak anak zaman sekarang, apalagi anak di zaman era digital, yang akhlaknya dinilai kurang bagus, seperti melakukan bulliying terhadap temannya, melakukan pemalakan, juga kekerasan fisik. Kasus lainnya adalah tentang etika mereka kepada guru. Jika hal ini dibiarkan, maka akan berdampak sangat buruk bagi kehidupan mereka. Guru sekaligus orang tua dari siswa haruslah terketuk hati untuk membenahi hal tersebut.
Pengertian akhlak atau moral menurut Halim (2004) adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa. Karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.
Sedangkan pengertian akhlak menurut Imam Abu Hamid al-Ghazali yang dikutip Halim (2004) bahwa yang dimaksud akhlak atau al-khuluq adalah merupakan sifat yang terpatri dalam jiwa, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dan merenung terlebih dahulu.
Jika sifat yang tertanam itu darinya terlahir perbuatan baik dan terpuji menurut rasio dan syariat, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik. Jika yang terlahir adalah perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan dengan ahklak yang buruk.
Nilai-Nilai Akhlakul Karimah
Adapun karakter-karakter yang harus dikembangkan adalah cinta kepada Allah dan alam semesta beserta isinya, tanggung jawab, disiplin, dan mandiri, jujur, hormat, dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang menyerah, keadilan, kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, serta menjaga persatuan.
Karakter tersebut ditanamkan kepada peserta didik melalui proses pendidikan dalam setiap mata pelajaran. Artinya, pendidikan karakter tidak perlu berdiri sendiri namun dalam setiap mata pelajaran mengandung unsur-unsur karakter yang mulia yang harus dipahami dan diamalkan oleh setiap peserta didik.
Ada cara menanamkan pendidikan karakter yang bisa diterapkan pada siswa, antara lain:
Pertama, jika fungsi penilaian pendidikan karakter untuk mengarahkan tingkah laku, maka seorang pendidik harus dapat menunjukkan bahwa ia mengajar sesuai dengan prinsip yang dianutnya dan bukan hanya sebagai ucapan (lips service).
Kedua, jika penilaian pendidikan karakter lebih bersifat preskriptif daripada deskriptif maka anak-anak harus diajarkan bahwa pendidikan karakter bukan hanya penilaian yang diucapkan tetapi merupakan pilihan prinsip yang harus ditentukan, agar dapat mengarahkan cara hidupnya.
Ketiga, jika penilaian pendidikan karakter berhubungan dalam menguniversalkan preskriptif seseorang maka pendidikan karakter harus dapat menga jarkan anak bagaimana mereka dapat menyesuaikan diri dengan orang lain, sehingga hal ini akan membutuhkan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain.
Keempat, pendidikan akhlakul karimah adalah mengajarkan anak-anak untuk saling mencintai dan enerima segala perbedaan.
Berdasarkan bahasan di atas maka pendidikan karakter apabila dilakukan dengan prinsip-prinsip tertentu, komitmen yang kuat dari guru, dan lingkungan masyarakat yang mendukung tercipta lingkungan yang baik akan dapat mempengaruhi akhlak mulia peserta didik.
Oleh karena pendidikan karakter harus dilakukan secara saksama, maka adanya keterlibatan orang tua, guru, kepala sekolah, masyarakat, dan lingkungan yang mendukung akan tercipta karakter peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan Doni (2010) bahwa jika pendidikan karakter ingin efektif dan utuh mesti menyertakan tiga basis desain dalam pemrogramannya yaitu berbasis kelas, sekolah, dan komunitas atau masyarakat.
Hj. Siti Mas’udah, S.Pd.I. Lahir di Rembang, 4 Mei 1982. Ia guru kelas 1 MIN 1 Rembang sejak tahun 2015, aktif di beberapa organisasi, baik di madrasah maupun di lingkungan masyarakat. Beberapa prestasi diraihnya, yaitu Finalis Guru PPKn Tingkat Nasional, Anugerah Konstitusi MK 2019, ia pun menjadi fasilitator daerah di tahun 2021—2024.
Penulis: Siti Mas’udah
Editor: Fataty Maulidiyah
Untuk keterbacaan teks dan tampilan yang lebih baik, sila unduh aplikasi Majalah Elipsis di Play Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis (Instagram).