Berkelas Nasional, Masyarakat Takengon Bangga Miliki Gelanggang Pacu Kuda Blang Bebangka

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

TAKENGON, majalahelipsis.com—Menyikapi luasnya gelanggang pacu kuda Blang Bebangka yang baru dibangun di Kecamatan Pegasing, Musala, Reje Kampung Asir Asir, masyarakat Kota Takengon, Aceh, menyampaikan rasa bangga memiliki gelanggang pacu kuda kelas nasional.

“Menjelang acara PON XXI 2024, tanpa perlu promosi dan tanpa perlu komando, saya rasa secara serentak masyarakat di dataran tinggi Tanoh Gayo akan membanjiri Takengon,” ujar Musala, Kepala Desa atau Reje Kampung Asir Asir, Kecamatan Lut Tawar, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Selasa (10/9/2024).

“Pasti bangga, karena belum pernah ada gelanggang yang semegah itu, kelas nasional dengan track pacu-nya panjang dan muat untuk ribuan orang penonton,” ucap lagi.

Lanjut Musala, dirinya yakin, masyarakat di luar Takengon pun akan hadir melihat pertandingan Cabang Olahraga Berkuda di sana, termasuk masyarakat pelaku usaha juga akan ikut membanjiri arena gelanggang.

“Setiap acara pacu kuda berlangsung masyarakat tumpah seluruhnya ke arena pacuan. Rasanya seperti ada yang belum lengkap kalau masyarakat belum menyaksikan acara pesta rakyat Gayo ini,” pungkasnya.

Hobi olahraga berkuda sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di dataran tinggi Tanoh Gayo yang juga dikenal dengan Negeri di Atas Awan, Takengon di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.

Mayoritas masyarakat di sini khususnya di Kampung Asir Asir, Kecamatan Lut Tawar adalah penggemar kuda. Hal itu terlihat dari banyak masyarakat memiliki kuda lokal yang juga berfungsi sebagai pembajak sawah.

“Sebenarnya sudah tidak asing bagi masyarakat di sini hobi berkuda. Selain hobi olahraga berkuda, uniknya kuda-kuda pacu ini juga berfungsi sebagai pembajak sawah,” ungkapnya.

Ditambahkan Musala, mereka memiliki kandang dan kuda lokal maupun peranakan kuda impor (luar negeri). Dan rata-rata semenjak kecil, seumuran anak tingkat kelas SD dan SMP sudah bisa menjadi joki pacu kuda.

“Sudah turun-temurun masyarakat di Takengon hobi olahraga berkuda, mereka sering ikut lomba pacu kuda tradisional dengan menggunakan kuda kelas lokal yang perawakan kudanya juga kecil,” jelasnya.

Sehingga, tambah Musala, hampir setiap tahun (2 x setahun) berlangsung pesta rakyat Gayo yang menampilkan pacuan kuda tradisional Gayo.

“Kami sering menyaksikan pesta rakyat Gayo atau event pacuan kuda tradisional berlangsung di Gelanggang Musara Alun. Persis terletak di jantung kota Takengon, ibu kota Kabupaten Aceh Tengah,” kata Reje Kampung Asir Asir.

Biasanya, gelar pacu kuda ini menjadi bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan peringatan Hari Ulang Tahun kota Takengon yang berlangsung setiap tanggal 17 Februari. (*/ubai)

Editor: Muhammad Subhan

Untuk keterbacaan teks dan tampilan website majalahelipsis.com yang lebih baik, sila unduh aplikasi majalah elipsis di Google Play atau APP Store, tanpa memerlukan login. Kirim naskah ke majalah digital elipsis (ISSN 2797-2135) via email: majalahelipsis@gmail.com. Dapatkan bundel digital majalah elipsis (format PDF 100 halaman) dengan menghubungi redaksi di nomor WhatsApp 0856-3029-582. Ikuti laman media sosial Majalah Elipsis (Facebook) atau @majalahelipsis.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download versi aplikasi untuk kenyamanan membaca